Monday, 2 December 2019

Dampak Ketegasan Umar bin Khattab dan orang tua Yahudi

Ketegasan Umar bin Khattab

Dampak Ketegasan Umar bin Khattab dan orang tua Yahudi

Dalam suatu riwayat sejarah peradaban islam dikisahkan dimasa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab yang menjadi bukti ketegasannya dalam memimpin. Peristiwa penkalukan Mesir terjadi setelah pasukan islam berhasil menguasai seluruh wilayah Syam (Palestina, Syiria, Libanon, Yordania). Amr bin Ash yang merupakan sahabat nabi dan sebagai panglima perang dibawah komando Khalifah Umar berhasil menaklukan Mesir.

Setelah berhasil menguasai mesir, Amr bin Ash lantas diangkat menjadi Gubernur Mesir. Dimana mesir menjadi bagian dari wilayah kekhalifahan Islam yang ber-ibukota di Madinah dengan  Umar bin Khattab sebagai Khalifahnya.

Sejak menduduki jabatannya sebagai gubernur di Mesir, Amr bin Ash tidak lagi pergi ke medan tempur peperanagan. Ia lebih sering tinggal di istananya tersebut. Di depan istananya yang megah itu ada sepetak tanah yang cukup luas yang diatasnya terdapat sebuah gubuk reyot milik seorang yahudi yang sudah tua.

“Alangkah indahnya jika diatas tanah itu berdiri sebuah masjid” gumam Amr bin Ash. Kemudian kakek tua yahudi itu dipanggil untuk menghadap sang gubernur agar mau menjual tanahnya tersebut, dengan bernegosiasi cara yang diambil oleh sang gubernur untuk membujuk kakek yahudi tersebut.

Amr bin Ash menceritakan keinginannya tersebut untuk membuat sebuah masjid yang megah di depan istananya itu, yang dimana masjid tersebut direncanakan dibangun diatas sepetak tanah yang diatasnya ada sebuah gubuk reyot milik kakek yahudi. Alangkah terkejutnya kakek itu dan ia mengatakan dengan tegas bahwa tidak akan menjual tanahnya itu.

Mendengar jawaban kakek tesebut sang gubernur tidak habis akal, ia mencoba membujuk agar tanahnya tersebut mau untuk dijual. Namun sang kakek yahudi tetap pada pendiriannya untuk tidak menjual tanah dan gubuk reot tersebut. Karena kakek tesebut mempunyai cerita dibalik berdirinya gubuk tersebut, yang merupakan warisan dari orang tua terdahulunya.

Amr bin Ash tetap berusaha membujuk kakek yahudi tersebut, bahkan ia menawarkan dengan harga berkali-kali lipat dari harga pasaran. Namun usahanya sia-sia dengan berbagai cara yang dilakukannya itu ia tidak bisa membujuknya. Bahkan sempat menjualnya hingga lima kali lipat dari harga pasarannya kakek tersebut tetap teguh dengan pendiriannya itu.

Sang gubernur berkata “ Baiklah jika itu keputusanmu. Saya harap anda tidak menyesal!” ancam Amr bin Ash kepada kakek yahudi tersebut. Sepeninggal kakek yahudi tersebut, Amr bin Ash memerintahkan bawahannya untuk menyiapkan surat pembongkaran. Sampailah hal tersebut kepada kakek yahudi itu namun sementara si kakek tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menangis.


Dalam keputusan Amr bin Ash itu terbetiklah niat untuk melaporkan dan mengadukan atas tindakan yang kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh gubernur mesir itu pada khalifah Umar bin Khattab. Kemudian bergegaslah dengan buru-buru kakek yahudi itu untuk bertemu dengan sang khalifah Umar.

“Ada perlu apa kakek,  jauh-jauh dari mesir datang ke sini?” Tanya Umarb bin Khattab. Berdetak jantungnya tidak seperti biasanya, setelah mengatur detak jantungnya berhadapan dengan khalifah yang sangat disegani orang dengan tinggi besar badannya dan penuh wibawa sikapnya. Kakek tua yahudi tersebut mengadukan kasus yang dialaminya. Dia ceritakan pula tentang bagaimana perjuangan dia untuk memiliki gubuk itu.

Berubah wajah khalifah umar begitu mendengar penuturan orang tua itu. Kemudian berkata: 

“Masya Allah, kurang ajar sekali Amr!” kecam Khalifah Umar.

“Sungguh tuan, saya tidak sedang mengada-ngada sebuah cerita”

Si kakek semakin kebingungan dan bergetar kakinya. Sang kakek semakin kebingungan begitu khalifah Umar memintanya untuk mengambilkan sepotong tulang. Diambilnya sebuah pedang, lalu digunakan untuk menggoreskan tulang itu.

“Berikan tulang ini pada gubernurku, saudara Amr bin Ash di mesir” kata sang khalifah, Al Faruq, Umar bin Khattab.
Mendengar apa yang diucapkan khalifah umar barusan ia semakin kebingungan. Kemudian diberanikannya ia berkata, “Tuan, apakah tuan tidak sedang mempermainkan saya?” ujar kakek yahudi itu pelan.

Khalifah umar tidak berkata apa-apa selain agar memberikannya tulang tersebut kepada Amr bin Ash. Kakek itu mulai cemas dan mulai berpikir yang tidak-tidak. Dimana pun mereka yang mayoritas dan memegang kendali kekuasaan dan padti akan menindas kaum minoritas, begitu pikir si kakek yahudi.

Ia semakin tidak mengerti setelah mengantarkan tulang yang dikatakan khalifah umar dan memberikannya kepada Amr bin Ash. “Bongkar masjid itu!” teriak Amr bin Ash sambil bergemetar, wajahnya pucat dilanda ketakutan yang amat sangat.

Kakek yahudi tersebut langsung keluar dan menuju gubuk reyot nya itu untuk membuktikan apa yang barusan diperintahkan oleh gubernur mesir itu. Benar saja, sejumlah orang sudah bersiap-siap untuk menghancurkan masjid megah yang sudah hamir jadi itu.

“Tunggu!” teriak sang kakek

“Maaf, tuan gubernur tolong jelaskan perkara yang pelik ini. Berasal dari apakah tulang itu? Apa keistimewaan tulang itu sampai-sampai tuan berani memutuskan untuk membongkar begitu saja bangunan megah masjid yang mahal ini. Sungguh saya tidak mengerti!” Tanya sang kakek.
Amr bin Ash memegang pundak sang kakek dan berkata “Wahai kakek, tulang itu hanyalah tulang biasa, baunya pun busuk.”

“Tapi,…” sela si kakek.

“Karena berisi perintah khalifah, tulang itu menjadi bermakna. Ketahuilah, tulang nan busuk itu adalah sebuah peringatan bahwa setinggi apapun kekuasaan seseorang, ia akan menjadi tulang yang busuk. Sedangkan huruf alif yang digoreskan itu memiliki arti bahwasannya kita harus adil baik keatas maupun ke bawah. Lurus seperti huruf alif, dan bila saya tidak mampu menegakan keadilan, khalifah tidak segan-segan memenggal kepala saya! ” jelas sang gubernur.

“Sungguh agung ajaran agama tuan. Sungguh saya rela menyerahkan tanah dan gubuk itu. Dan tolong bimbing saya dalam memahami ajaran islam!” tutur si kakek dengan matanya yang berkaca-kaca.

Demikianlah ketegasan umar dalam menegakkan hukum yang telah membuka hati seorang yahudi yang tua sehingga ia masuk ke agama Allah, agama islam. Dan menjadi tanda bukti ketegasan Umar bin Khattab. Keadilan yang harus tetap ditegakan sekalipun dengan orang yang berbeda agama sekalipun.


Sahabat noerislam itulah ulasan mengenai mengenai kisah Dampak Ketegasan Umar bin Khattab dan orang tua Yahudi. Terima kasih telah berkunjung ke website cahaya islam, semoga apa yang sahabat baca dapat membawa manfaat dan kemaslahatan untuk kita semua, Aamiin ya rabbal aalamiin.


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon