Tuesday, 3 December 2019

Menebus Kesalahan Dibalik Kepedulian Umar bin Khattab kepada Rakyatnya

Kepedulian Umar bin Khattab kepada Rakyatnya
Umar bin Khattab merupakan khalifah yang meneruskan perjuangan Rasulullah saw setelah sebelumnya diberikan kepercayaan kepada Abu Bakar r.a. Beliau merupakan sosok pemimpin yang begitu ideal beliau tidak hanya tegas dalam kepemimpinannya menjadi khalifah di muka bumi untuk menunjukan jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT.

Umar bin Khattab selama menjabat menjadi pemimpin, beliau selalau memperhatikan kehidupan rakyatnya. Beliau rela bersusah payah demi rakyatnya yang sedang mengalami kesusahan. Disamping itu beliau selalu berkeliling melihat kondisi wilayah yang dipimpinnya, dan juga mencari informasi dari bawahannya mengenai keadaan rakyatnya tersebut.

Sering kali juga Umar bin Khattab mendatangi rakyat- nya secara langsung. Namun beliau dikala hendak menemui rakyatnya secara langsung beliau  tidak datang sebagai khalifah Umar, melainkan menyamar menjadi orang biasa. Disana juga bertujuan agar beliau bisa lebih dekat kepada rakyatnya.

Menebus Kesalahan Dibalik Kepedulian Umar bin Khattab kepada Rakyatnya


Pada suatu hari ketika hendak memasuki kota Madinah, Umar bin Khattab memisahkan diri dari rombongannya. Beliau sengaja keluar dari rombongannya untuk mengetahui keadaanya rakyatnya. Dari kejauhan ia melihat ada sebuah tenda kecil, beliau pun melangkahkan kakiknya untuk mendekati tenda tersebut.

Setelah tiba didepan tenda tersebut ia melihat ada seorang wanita tua yang tinggal di dalam tenda tersebut. Ia ingin mengetahui keadaan wanita tua, namun ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya mengenai dirinya. Dengan menyamar jadi orang biasa, ia kemudian menghampiri wanita tua itu.

Apa yang sedang dilakukan oleh Umar? ” Tanya wanita itu.

Ia baru saja datang dari kota syam dengan selamat, ” kata Umar pura-pura tidak tahu.

Semoga Allah tidak memberi balasan yang baik padanya ” ucap wanita itu.

Mengapa? ” Tanya Umar.

Sejak dia menjadi khalifah, aku tidak pernah mendapatkan apapun darinya. Baik dirham maupun dinar.” jelas wanita tua tersebut.

Dia tidak mengetahui kondisimu selama ini, karena kau tinggal di sini.” Jawab Umar.

Subhanallah, aku tidak mengira bahwa orang yang dipercaya untuk mengurusi umat, tidak tahu keadaan rakyat yang berada di sebelah kanan kirinya. ” ucap wanita tua itu.

Mendengar ucapan itu wanita tua itu Umar menangis. “ Celaka kau Umar! Kau tidak bisa menjalankan dengan baik kepercayaan yang diberikan kepadamu. Bahkan wanita tua ini pun lebih pintar darimu, ” dalam batin Umar.
Umar merasa bersalah terhadap wanita tua itu, ia takut terhadap azab Allah yang akan diberikan terhadapnya sebagai balasan dari apa yang dialami selama ini oleh wanita tua tersebut. Umar pun memberanikan dirinya untuk mencoba menebus kelalaiannya.

Wahai hamba Allah, berapa uang yang harus kubayar untuk menebus semua deritamu selama ini yang disebabkan oleh Umar tersebut? Katakanlah, karena aku ingin menyelamatkannya dari siksa api neraka,” kata Umar.

Tak apa, tak usah kau pedulikan aku. Semoga Allah mengasihimu.” Jawab wanita tua itu.

Namun begitu Umar terus berusaha agar wanita tua tersebut menyampaikan berapa yang harus dibayar agar dapat menebus semuanya. Umar terus mendesak hingga akhirnya wanita tua itu mengatakan berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh Umar. Ia mengatakan sebanyak 25 dinar. Saat itu, tiba Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud datang.

Assalamualikum, Amirul- Mukminin,” Sapa keduanya.

Mendengar keduanya mengucap kata Amirul- Mukminin ini, wanita tua itu meletakkan tangannya diatas jidatnya. “ Alangkah buruknya aku, telah memaki Amirul- Mukminin dihadapannya langsung,” kata wanita tua itu dengan nada penyesalan.

Tidak apa-apa. Semoga Allah mengasihimu, ” kata Umar.

Dia meminta sehelai kulit untuk menulis sesuatu, namun karena wanita tua itu tidak punya, dia lantas mengoyak bajunya sehingga terambil sepotong kain kecil. Kemudian menuliskan, “ Bismillahirrahmanirrahim. Sesunguhnya Umar telah menebus derita seorang wanita tua bernama Fulanah yang diakibatkan kelalaiannya  sejak menjadi khalifah hingga hari ini dengan uang sebesar 25 dinar. Semoga Umar dapat selamat dari tuduhan ketika kelak berada dihadapkan pada pengadilan tuhan di Padang Mahsyar. Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud adalah saksi dalam hal ini.”

Surat itu dituliskan oleh wanita tua itu sebagai tanda permintaan maaf atas ucapannya tadi yang telah memaki dirinya, Amirul- Mukminin dan sebagai perantara bukti atas tanggung jawabnya kepada rakyat khususnya wanita tua tersebut, agar kelak di hari pengadilan tidak mendapat sisksa Allah yang begitu pedih. Kemudian diberikannya surat itu kepada Umar bin Khatttab.

Sesampainya di rumah, Umar kemudian memberikan surat tersebut kepada anaknya, dan berkata “ Bila aku mati nanti maka letakkan- lah surat ini dalam kain kafanku. Aku akan membawanya untuk menghadap Tuhan,” pesan Umar.

Maka dapat kita ambil hikmah dan meneladani dari kisah Umar bin Khattab, beliau merupakan sosok pemimpin yang bertanggung jawab. Terutama bertanggung jawab atas nasib rakyatnya ketika beliau menjadi seorang khalifah. Bahkan Umar tidak segan-segan untuk turun secara langsung mengontrol bagaimana keadaan rakyatnya, juga di sisi lain memenuhi keperluan yang dibutuhkannya.

Sahabat noerislam itulah ulasan mengenai kisah Menebus Kesalahan dan Kepedulian Umar bin Khattab kepada Rakyatnya. Terima kasih telah berkunjung ke website cahaya islam, semoga apa yang sahabat baca dapat membawa manfaat dan kemaslahatan untuk kita semua, Aamiin ya rabbal aalamiin.


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon