![]() |
Ukhuwah Islamiyah |
Memasuki abad ke-21 dan seterusnya masyarakat dunia dan juga termasuk umat islam di dalamnya dengan adanya perkembangan globalisasi dunia harus dapat menghadapi perubahan sosial yang luar biasa. Sehingga bagi sebagian orang pasti akan dapat menimbulkan krisis, dimana dalam krisis tersebut sebagian manusia telah mengalami dislokasi, disorientasi, dan sebagainya. Soedjatmoko melukiskan keadan manusia dalam kondisi tersebut sebagai berikut:
“Umat manusia akan menjadi penghuni suatu dunia yang tidak menentu, yang padat penduduknya dan sangat kompetitif…juga manusia menjadi persoalan untuk dirinya sendiri karena sering merasa terhanyut dan terancam oleh perubahan disekitarnya yang tidak dapat dikuasainya.”
Dalam keadaan seperti ini manusia akan sangat memerlukan pegangan untuk dapat menghadapi perkembangan globalisasi ini dan pegangan yang paling bermakna adalah iman. Iman dalam hal ini merupakan persoalan pribadi, tidak akan ada satu orang pun yang dapat menilai tingkatan atau bagaimana keimanan orang lain, sebab ia merupakan urusan seseorang dengan tuhannya.
Akan tetapi iman seseorang belum bermakna sebelum diimplementasikan dan direalisasikan dalam bentuk amal saleh. Demikian pentingnya implementasi keimanan seseorang dalam tataran amal saleh sehingga Allah SWT mengiringi kata iman (amanu) dengan amil al-shalihat (amal saleh) sebanyak 52 kali dalam Al-Qur’an dan tersebar dalam 32 surat. Diantaranya yaitu:
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ طُوبَىٰ لَهُمْ وَحُسْنُ مَآبٍ
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (QS. Ar-Ra'd Ayat: 29)
Dalam arti yang umum ukhuwah islamiyah dapat diartikan sebagai persaudaraan sesama umat muslim. Terdapat sejumlah isyarat dalam Al-Qur’an untuk coba menjelaskan mengenai ukhuwah islamiyah, salah satunya yaitu:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ ۖ قُلِ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Anfal:1)
Abdullah Yusuf Ali menyebutkan betapa pentingnya perbaikan relasi antar sesama orang beriman dalam perjuangan mereka dijalan Allah SWT. Untuk itu mereka harus:
1. Bersatu dan menyisihkan perbedaan-perbedaan diantara mereka.
2. Niat di hati harus tetap lurus di jalan Allah SWT.
3. Tidak boleh dirusak oleh keserakahan harta dan kepentingan-kepentingan duniawi untuk mencapai keuntungan.
Dengan begitu, maka mengartikan ukhuwah islamiyah berarti kembali pada makna generik pada kata ashlihu dalam berbagai ayat Al-Qur’an tersebut. Hal ini dengan baik sekali di ilustrasikan oleh Soedjatmoko:
“Dalam dunia modern celakalah masyarakat yang para pakar sosial budaya dan etikanya buta huruf tentang ilmu pengetahuan dan teknologi serta para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi yang buta huruf mengenai masyarakat, budaya, dan nilai.”
Hal ini kurang lebih sama pernah diserukan oleh imam Hasan al-Banna dalam kitab al-Majmu:
“Wahai segenapi ikhwan, ingatlah baik-baik setiap kelompok membentuksatu kesatuan dengan kelompok lain. Mereka memiliki keterkaitan roh dan hati. Terikat dengan satu tujuan, satu cita-cita, satu hasrat, dan satu perjuangan. Semua kelompok saling itu saling terpaut, saling tersambung, saling merindukan dan saling menghormati. Setiap kelompok merasa tidak bisa berdiri sendiri tanpa menjalin ukhuawah dengan kelompok lain, seperti batu bata bangunan kukuh yang saling menopang. Seluruhnya terpaut dengan pusatnya dalam ikatan yang sangat kuat dan mulia, baik dalam aspek spiritual, administarasi, aktivitas, maupun penampilan. Semuanya berputar mengelilingi pusat porosnya, seperti gugusan bintang yang bersinar terang berputar mengitari peredarannya.”
Memahami dan mengaktualisasikan ukhuwah sebagai jaringan kerja akan memperkecil wilayah-wilayah yang tak terpikirkan di dunia islam. Memang secara tidak sadar, umat islam telah mempertebal wilayah-wilayah yang tak terpikirkan ini.
Setelah menganalisis bagaimana pentingnya ukhuwah islamiyah pada tataran kehidupan umat Islam, kiranya kita perlu mempelajari mengenai ukhuwah islamiyah salah satunya dengan mempelajari bagaimana dalil ukhuwah islamiyah dalam Al-Qur'an untuk menjaga ukhuwah islamiyah itu dan petunjuk Al-Qur'an mengenai ukhuwah islamiyah. Dalam kitab suci ini memberikan petunjuk yang cukup objektif, luas, dan kompetitif mengenai ukhuwah islamiyah. Hal tersebut dapat dipelajari dari rentetan ayat berikut ini:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (QS.Al-Hujarat :10)
Ayat di atas memberikan redaksi yang begitu spesifik mengenai ukhuwah islamiyah, ketika digunakan kata ikhwah. Kata ikhwah selalu digunakan untuk persaudaraan berdasarkan hubungan pertalian darah dan kata ikhwah juga digunakan untuk persaudaraan berdasarkan pertalian-pertalian lain. Berdasarkan ayat diatas kata ukhuwah digunakan untuk persaudaraan berdasarkan pertalian agama.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya persaudaraan (ukhuwah islamiyah) itu, sehingga Allah mengisyaratkan bahwa saudara seagama harus diperlakukan seperti saudara kandung sendiri, itulah konsep ukhuwah islamiyah yang sebenarnya . Pada sisi lain, Al-Qur'an memberikan petunjuk kembali bahwa ukhuwah islamiyah merupakan syarat terciptanya kompetisi sehat dalam menegakkan kebenaran, hal itu berdasarkan firman Allah SWT pada surat Al-Ashar ayat 3:
*وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسٰنَ لَفِى خُسْرٍ إِلَّا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِالصَّبْرِ ﴿العصر
Artinya: “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” (QS. Al-Ashar: 1-3)
Mengingat pentingnya ukhuwah islamiyah itu sehingga Rasulullah Saw memberikan contoh ukhuwah islamiyah yaitu dengan menatihkan para sahabat yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar untuk saling berpegangan , sebagaimana diinformasikan Ibnu Hisyam berikut:
Rasulullah Saw mempersaudarakan para sahabatnya dari kaum Muhajirin dan Anshar seraya berkata:" bersaudaralah kalian karena Allah". Kemudian serta merta beliau mengambil tangan Ali bin Abi Thalib r.a., seraya bersabda." Ini adalah saudaraku" sehingga Rasulullah Saw besama Ali menjadi dua bersaudara.
Sahabat noerislam itulah ulasan mengenai ukhuwah islamiyah dan petunjuknya dalamAl-Qur’an . Terima kasih telah berkunjung ke website cahaya islam, semoga apa yang sahabat baca dapat membawa manfaat dan kemaslahatan untuk kita semua, Aamiin ya rabbal aalamiin.
EmoticonEmoticon