Monday, 25 November 2019

Pentingnya Menuntut Ilmu beserta Keutamaanya

Pentingnya Menuntut Ilmu
Dalam kaidah tholabul ‘ilmi (menuntut ilmu) dalam islam biasanya dibagi menjadi dua kaidah yaitu di buka dengan kaidah adab menuntut ilmu dan yang kedua kaidah pembelajaran atau mendapat pengetahuan. Ilmu yang bermanfaat jika diajarkan kepada orang lain dan ilmu itu terus menerus diamalkan secara berkesinambungan, mendidik anak menjadi anak yang saleh, dan anak itu selalu mendo’akan orang tuanya maka orang tersebut akan mendapat pahala yang tidak akan putus meskipun ia telah meninggal karena merupakan amal jariyah.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya:“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Adab menuntut ilmu itu sangat penting, bahkan sebelum menuntut ilmu itu lebih utama dan lebih yang memperhatikan adabnya terlebih dahulu. Dengan mengetahui adabnya tersebut ilmu yang didapatpun akan menjadi berkah karena akan mendatangkan rahmat Allah SWT dan orang tersebut pasti akan mengamalkan ilmunya tersebut.

Orang yang mencari ilmu dengan adabnya maka Allah akan memberikan keutamaan bagi dirinya, diantaranya yaitu : akan cepat untuk memahami apa yang sedang dipahami, kecerdasannya akan meningkat, mudah untuk mengamalkan apa yang dipelajari.

Sedikitnya Adab menuntut ilmu, sebagai berikut:

1. Ikhlas karena Allah SWT 

Dalam menuntut ilmu haruslah ikhlas, niatkan karena Allah SWT bukan untuk kesombongan, bukan untuk kedudukan, bukan untuk berdebat, dsb. Kita harus tahu bahwasanya manusia itu lemah dan bodoh, maka dari itu kita perlu menuntut ilmu dengan ikhlas karena Allah agar kelak kita bisa berkedudukan tinggi dimata Allah SWT. Jika menuntut ilmu tidak ikhlas karena Allah maka akan menjerumuskan kepada kesombongan, karena jika telah mendapatkan ilmu dan suatu pengetahuan ia akan merasa bahwa ia hebat .

Rasulullah pun pernah bersabda mengenai hal ini, yakni: “Barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya hanya ditujukan untuk mencari wajah Allah ‘azza wa jalla tetapi dia justru berniat untuk meraih bagian kehidupan dunia maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat.”


2. Bersuci 

Senantiasa berwudhu, karena dengan berwudhu kita akan mengingat Allah sehingga tidak akan muncul suatu pemikiran yang menyimpang dari ajaran islam. Menyucikan hati dan pikiran agar tetap istiqamah dijalan Allah dan niatkan untuk belajar dengan ikhlas karena Allah.

3. Rendah hati

Tetap hormat dan saling menghargai juga tidak merasa lebih dari orang lain. Hendaknya dia berlapang dada ketika menghadapi masalah-masalah khilaf yang bersumber dari hasil ijtihad.
Maka menjadi kewajiban para penuntut ilmu untuk tetap memelihara persaudaraan meskipun mereka berselisih dalam sebagian permasalahan

4. Hindari perselisihan

Jika ada perbedaan pendapat, utamakan untuk mencari solusi dan kembali kepada agama dan Allah SWT. Rasulullah saw pun pernah menyampaikan agar semua umat menjauhi peerselisihan dan menjaga kedamaian. Karena sesungguhnya manusia itu mempunyai sifat salah, sebagaimana disampaikan oleh rasulullah berikut: “Semua anak Adam pasti pernah salah dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang senantiasa bertaubat”

5. Tuntas 

Menekuni ilmu hingga paham kemudian amalkan pengetahuan tersebut salah satunya dengan diajarkan kepada orang lain, tetapi tidak hanya itu ilmu pun ada sangkut pautnya dengan alam dan lingkungan sekitar oleh karena itu jika berhubungan maka amalkanlah ilmu tersebut.


Mengenai pentingnya menuntut ilmu, banyak disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis, antara lain surat Al-Mujadalah ayat 11 yang menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan orang yang berilmu.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Surat Al-Fathir ayat 28, memberi penjelasan bahwa orang-orang yang takut kepada Allah ialah ulama dimana orang berilmu yang mengerti mengenai kebenaran dan kekuasaan Allah.

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

artinya: “Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Dalam surat Az-Zumar ayat 9, mencoba untuk merangsang manusia untuk mencintai ilmu agar dapat dekat sang pencipta, karena dimata Allah orang berilmu dan orang yang tidak berilmu itu ada perbedaan yaitu derajatnya lebih tinggi. Dalam hal ini Al-Qur’an menggunakan gaya bahasa istifham inkari, dimana susunannya yaitu menanyakan tentang sesuatu yang jawabannya sudah jelas.

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

Artinya: “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”

Surat Thaha ayat 114 menjelaskan untuk berdo’a memohon ditambahkan ilmu. Dalam ajaran islam berdo’a tidak hanya mengajukan sebuah permohonan tanpa dengan adanya usaha untuk memperolehnya tetapi juga berusaha untuk meraihnya. Oleh karena itu memohon ditambahkan ilmu pun harus dengan usaha yaitu dengan belajar.

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ ۖ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

artinya: “Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan".

Semoga Allah memberikah taufiq dan hidayah-Nya kepada kita untuk senantiasa dapat menuntut ilmu dan mengamalkannya agar bisa mendapat ridhonya dan masuk ke dalam surganya, dimana menuntut ilmu sesuai ajaran islam dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . Aamiin.

Sahabat noerislam itulah ulasan mengenai  Pentingnya Menuntut Ilmu beserta Keutamaanya. Terima kasih telah berkunjung ke website cahaya islam, semoga apa yang sahabat baca dapat membawa manfaat dan kemaslahatan untuk kita semua, Aamiin ya rabbal aalamiin.





Artikel Terkait


EmoticonEmoticon